Thursday, 12 July 2012

Keluarga BURUNG

Si induk menetaskan beberapa telor menjadi burung-burung kecil yang sehat.
Si induk pun sangat bahagia & merawat mereka semua dengan penuh kasih
sayang. Burung2 kecil dapat bergerak lincah. Mereka  mulai belajar
mengepakkan sayap, mencari2 makanan  utk kemudian mematuknya.

Dari beberapa anak burung ini tampak seekor burung kecil yg berbeda. Ia
tampak pendiam & tdk selincah saudara2nya. Ketika saudara2nya belajar
terbang, ia memilih diam di sarang daripada lelah & terjatuh, ketika
saudara2nya berkejaran mencari makan, ia memilih diam & menantikan belas
kasihan saudaranya. Demikian hal ini terjadi seterusnya.

Sampai sang induk menjadi tua & tak sanggup lagi berjuang utk menghidupi
anak2nya, si anak burung ini mulai merasa sedih.
Seringkali ia melihat dari bawah saudara2nya terbang tinggi di langit.
Ketika saudara-saudaranya dg lincah berpindah dr dahan satu ke dahan lain
dipohon yg tinggi, ia harus puas hanya dg berada di 1 dahan yg rendah. Ia
pun merasa sangat sedih.

Dalam kesedihannya, ia menemui induknya yg sdh tua &  bertanya, "Ibu, aku
merasa sangat sedih, mengapa aku tdk bisa terbang setinggi saudara2ku.
Mengapa aku tidak bisa melompat-lompat di dahan tinggi dan hanya bisa
berdiam di dahan yg rendah?"

Si induk merasa sedih & dengan air mata ia berkata, "Anakku, Engkau
dilahirkan dengan sayap yang sempurna seperti saudaramu, tetapi Engkau
memilih merangkak menjalani hidup ini sehingga sayapmu menjadi kerdil
."

Hidup adalah kumpulan dari setiap pilihan yg kita buat. Pilihan kita hari

ini menentukan bagaimana hidup kita di masa depan. Kita memiliki kebebasan
memilih tetapi setelah itu kita akan dikendalikan oleh pilihan kita, jadi
berpikirlah sebelum berbuat, sadari setiap konsekuensi dari pilihan yang
kita buat.

No comments:

Post a Comment